BIARKAN ANAK BERMAIN

Hughes, seorang ahli perkembangan anak dalam bukunya Children Play and Development menulis, suatu kegiatan disebut bermain jika mengandung lima unsur:

  1. Dalam bermain, baik permainan sendiri maupun si pelakunya mendapat kepuasan karena melakukannya tanpa target.
  2. Pilihan menentukan jenis permainan dilakukannya secara bebas, dipilih sendiri, atas kehendak sendiri, tidak ada yang menyuruh ataupun memaksa.
  3. Menyenangkan dan bisa dinikmati.
  4. Ada unsure khayalan dalam kegiatannya.
  5. Dilakukan secara aktif dan sadar.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk membimbing anaknya:

  1. Pastikan jadwal kesibukan anak sehari-hari masih menyisakan waktu luang yang cukup untuk bermain. Jika perlu buatlah jadwal harian yang mencantumkan waktu untuk bermain.
  2. Sesekali ikutlah bermain bersama anak. Dalam permainan ini pahamilah diri si anak, kegembiraannya, ketakutannya, empatinya, persaraannya, kebutuhannya.
  3. Dukunglah kreativitasnya permainan anak. Sepanjang apa yang diperbuat anak dalam permainan bukan perbuatan yang melanggar aturan (agama, etika, dan norma dalam masyaraka), tidak merugikan dan tidak membahayakan.
  4. Anak mungkin tidak tahu, apa yang dilakukannya dalam permainan adalah perbuatan yang salah sehingga perlu bimbingan. Tapi jangan over protective sampai menghalangi kebebasannya.
  5. Jika cukup dana, orangtua bisa membimbing anaknya dengan membelikan sarana bermain yang bermuatan pendidikan, baik umum maupun agama. Saat ini, tersedia berbagai sarana belajar sambil bermain, baik yang berbentuk elektronik (CD,VCD, DVD), sarana cetak (gambar) dan barang.

Dunia bermain memang dunia anak-anak. Tapi anak tetap membutuhkan peran orangtua dan nyaman. Dengan bermain, tidak hanya anak yang merasa senang dan bahagia, tapi dengan bimbingan yang tepat dari orangtua, potensi anak juga bisa berkembang. Akhirnya, anakpun bisa pintar melalui sarana bermain.

Belajar di kelas itu berhubungan dengan:

- Membaca

- Menulis

- Berhitung

Ada banyak hal yang sangat penting dan dibutuhkan bagi perkembangan anak secara menyeluruh. Misalnya, kemampuan berkomunikasi, memahami cara pandang orang lain, dan bernegosiasi dengan orang lain.

Bermain juga bisa dijadikan media untuk membina hubungan yang dekat dengan teman sepermainan, anak dengan orangtua, guru atau orang dewasa lainnya sehingga tercipta komunikasi yang efektif.

Bermain dapat membantu anak terlepas dari stress kehidupan sehari-hari.

Jangan pandang sebelah mata aktivitas bermain bagi anak-anak. Tapi berilah waktu dan porsi yang cukup dan seimbang dengan aktivitas lainnya seperti sekolah, belajar, tes, beribadah, dan lainnya.

0 komentar:

About this blog

Blog ini hanyalah sekedar coretan bolpenku. Pikiran yang bergelayut di dalam benak yang coba kutuangkan ke dalam tulisan. Ringkasan atau materi menarik yang kudapatkan dan kutulis ulang atau apapun yang menarik hatiku tuk sekedar menuliskannya.