JIKA SI KECIL SUKA MENDEBAT

Anak-anak memang sudah dapat mulai mendebat orangtuanya atau orang lain yang lebih dewasa darinya, sejak ia berumur 3 tahun. Perilaku mendebat, dalam psikologi perkembangan anak termasuk perilaku negativisme.

Negativisme merupakan fase normal yang umum terjadi pada anak mulai usia 18 bulan hingga 4 tahun. Perilaku ini muncul, ketika anak menemukan kekuatan yang menolak keinginan orang lain. Tak heran jika reaksi yang muncul biasanya berupa respon negative, selalu menolah setiap pertanyaan atau perintah. Respon ini, juga bisa muncul pada pertanyaan atau perintah yang sebenarnya menyenangkan si anak.

Tapi pada dasarnya mereka tidak seperti itu karena fase ini hanya bersifat sementara. Seiring dengan bertambahnya usia, umumnya anak akan kembali normal.

Factor penyebab

Kemungkinan besar karena pengaruh lingkungan. Terutama pengaruh dari anggota keluarga lainnya, hubungan kakak-adik, tetangga, saudara dekat, sekolah dan televise.

# Kiat-kiat menghadapi mereka

1. Responlah Dengan Tenang

Tetaplah tenang, tak perlu gusar, marah dan dongkol. Apa yang anda katakan, seharusnya ampuh di telinga anak-anak. Jika ia tetap tak mau membereskan mainan-mainan yang berserakan cobalah anda memohon padanya.

Berikan batasan waktu dan kalmia "ayo tinggal pilih" bisa membawa hasil pada anak yang senang mendebat. Anak-anak perlu merasakan adanya control atas perilaku mereka. Dengan memberinya konsekuensi yang tegas, anak akan segera belajar membuat pilihan bijak. Tapi ingat jangan memberi alasan atau konsekuensi yang tak masuk akal.

2. Jangan Beri Hukuman karena berkata tidak

Hukumlah si kecil atas perbuatannya, bukan karena apa yang dikatakannya. Selama anda tidak bisa menghapus kata-kata "tidak"nya, lebih baik abaikan saja. Berdebat dengan si kecil karena ia berkata "tidak" hanya akan melanggengkan perilaku ini.

Lebih baik, meresponnya dengan tindakan yang dapat mengembangkannya sense of freedom dan sense of control-nya, sehingga ia dapat menjadi lebih kooperatif. Beri saja pilihan misalnya mandi di bak atau pancuran, dll.

Semakin cepat ia merasa bahwa dialah penentunya atau pengambil keputusannya, maka fase ini juga akan cepat berlalu.

3. Jangan Beri Pilihan, Jika Tak Ada Pilihan

Demi menjaga keselamatan atau kesehatan anak, seperti melarang bermain dengan permainan yang berbahaya, bukan suatu hal yang perlu didiskusikan. Tak ada gunanya menjelaskan panjang lebar tentang perintah anda ini. Untuk itu, mintalah dengan lembut, agar ia melakukan apa yang anda minta.

4. Beri Jeda

Jika si kecil sedang asyik, tiba-tiba harus berganti aktifitas, ia sangat memerlukan transisi dan jeda. Gunakan jam dinding untuk membantu anak dalam menerima perintah itu. Dan jauhilah aturan yang berlebihan. Semakin banyak aturan, si kecil malah makin enggan mengikuti aturan anda. Hilangkan ekspektasi dan argumentasi yang tak perlu.

5. Hindari Merespon Dengan Tidak Berlebihan

Jadilah orang tua yang bisa menerima kesepakatan atau peraturan di depan anak. Saat si kecil meminta sesuatu dan anda tidak yakin bisa memenuhinya, cobalah kata-kata "Ya" atau tunda dulu keputusan anda dengan mengatakan, "Nanti Mama piker dulu ya?" Tapi, jika anda akan memenuhi permintaannya, putuskan dengan cepat ia rewel. Jika anda berkata "tidak", beri alasan yang bisa ia terima.

Sabili No.14 TH XII 26 Januari 2006 / 26 Dzulhijjah 1426

0 komentar:

About this blog

Blog ini hanyalah sekedar coretan bolpenku. Pikiran yang bergelayut di dalam benak yang coba kutuangkan ke dalam tulisan. Ringkasan atau materi menarik yang kudapatkan dan kutulis ulang atau apapun yang menarik hatiku tuk sekedar menuliskannya.