KENALKAN OLAHRAGA SEJAK DINI

Mengajarkan olahraga sejak dini, tak hanya perlu bagi pembentukan fisik anak. Tapi penting juga bagi pembentukan akhlaknya.

Sejak kapan sebenarnya orang tua harus membiasakan olahraga kepada anaknya?" Hal ini relative. Karena sebenarnya seorang bayi telah melakukan olahraga dengan menggerakkan tubuhnya sehingga sebenarnya olahraga bagi seorang anak itu sudah dimulai oleh anak tersebut, tanpa harus diajari. Orang tua hanya mengarahkannya," ujar Aa Gym.

Tentu pembiasaan olahraga, harus disesuaikan dengan usia mereka. Pada dua tahun pertama misalnya, anak mulai membentuk rasa percaya diri dan rasa ingin tahu. Ia mulai bisa duduk, berdiri, dan belajar berjalan. Pada tahapan ini, sang anak terus menggerakkan anggota badannya.

Menginjak usia 2-5 tahun anak sudah bisa berbicara dan relative banyak bergerak. Ia pun siap mempelajari berbagai aktivitas fisik. Ketrampilan melempar, menendang, dan melompat mulai bisa dipernalkan.

Sementara anak-anak yang berumur 5-8 tahun, biasanya melakukan olahraga atau aktivitas fisik dengan sendirinya. Mereka tidak mempersoalkan menang atau kalah. Pada umur-umur ini latihan-latihan olahraga lebih dititikberatkan pada kesenangan, bermain beramai-ramai dengan teman-teman, dan menghabiskan tenaga. Sasaran utamanya untuk meningkatkan kebugaran. Karena itu, sebaiknya disediakan cukup waktu dan ruangan agar anak bisa seaktif mungkin bergerak dan mendapatkan peningkatan ketrampilan.

Pada tingkat usia yang lebih tinggi, 8-10 tahun, anak-anak sudah siap bemain dalam sebuah tim olahraga. Mereka sudah dapat diikat dalam aturan-aturan permainan olahraga. Peran orangtua pada tahap ini adalah membantu anak agar dia menyenangi berbagai macam aktivitas dengan temannya. Baik olahraga beregu seperti softball, atau olahraga individu seperti bela diri.

Memasuki usia remaja, umur 10-14 tahun, anak pantas mendapat bimbingan yang benar. Umur-umur ini adalah waktunya untuk dapat menjadi pemenang juara, bila anak mendapat latihan-latihan yang tepat.

Secara umum tak ada perbedaan mendasar antara anak laki-laki dan perempuan. Hampir semua olahraga anak laki-laki bisa dilakukan oleh anak perempuan. Hanya saja, tempat dan teknik pelaksanaannya yang berbeda. Kalau untuk pengenalan tak ada perbedaan, tapi dalam pelaksanaan tertentu ada perbedaan porsi yang diberikan," ujar Marhusin

Lebih penting dari itu, olahraga juga melatih anak bersosialisasi dengan orang lain. Sang anak akan terbiasa tabah dalam menghadapi kekalaha, dan tidak sombong ketika menang. Beberapa olahraga beregu justru mengajarkan hal yang sangat penting bagi anak; belajar bekerja sama dalam tim. Dengan olahraga beregu ini anak bisa belajar bekerja sama dengan kelompok. Ia akan mengerti bahwa sebagian keberhasilan, tak bisa terwujud tanpa bantuan orang lain.

Olahraga tak hanya menjadikan anak sehat tapi juga pemberani. Seelain untuk membangun kekuatan, olahraga fisik juga bermanfaat menumbuhkan keberanian dan keahlian. Kuat saja tetapi tak mempunyai keberanian dan keahlian, akan sia-sia. Demikian juga yang berani tetapi tak ahli dan lemah, atau yang ahli tetapi lemah dan penakut. Jadi, ketiga fungsi itu saling melengkapi, dan semuanya harus ditumbuhkan dalam diri anak sejak dini.

Tentu, olahraga saja tak cukup membuat anak jadi pemberani. Perlu tindakan-tindakan lain yang mendukung. Di antaranya, tidak menakut-nakuti, selalu membacakan kisah-kisah kepahlawanan, dan membiasakan anak mencari aktivitas penuh tantangan. Mendaki gunung, memanjat tebing, berkemah, berburu, hingga berlaya, bisa direncanakan. Untuk anak perempuan juga dikembangkan kegiatan serupa dengan tingkat kesulitannya lebih rendah, setidaknya hingga setingkat kemampuan mereka.

Sabili No.19 TH. X 10 April 2003/ 8 Shafar 1424

0 komentar:

About this blog

Blog ini hanyalah sekedar coretan bolpenku. Pikiran yang bergelayut di dalam benak yang coba kutuangkan ke dalam tulisan. Ringkasan atau materi menarik yang kudapatkan dan kutulis ulang atau apapun yang menarik hatiku tuk sekedar menuliskannya.